22 April 2009

GOTO SANG RAJA




Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang memiliki seorang putra mahkota bernama Goto. Goto adalah seorang pangeran yang tampan dan baik hati. Raja dan segenap masyarakat amat mencintai Goto. Hal ini membuat seorang selir raja merasa sangat iri. Ia ingin mencelakai Goto!

Dengan membayar sekantung uang emas, selir raja mengutus seorang pengawal untuk membunuh Goto. Namun sang pengawal tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya Goto yang masih kecil dibawa ketengah hutan untuk berburu kijang. Ketika Goto asyik mengejar kijang sang pengawal meninggalkan Goto ditengah hutan sendirian.

Goto merasa sangat bingung ketika menyadari sang pengawal meninggalkannya sendirian. Semakin ia berjalan, semakin ia tersesat. Hingga ia tertidur diatas sebuah batu. Dalam tidurnya ia bermimpi berjumpa dengan seorang peri yang berkata, ”Pergilah ke arah timur, maka engkau akan menemukan sebuah danau yang indah. Berteriaklah KABEL! KABEL! Maka engkau akan mendapat bantuan.”

Ketika terbangun, Goto bergegas berjalan kearah timur. Dan benar saja, ia menemukan sebuah danau yang indah di tengah hutan. Goto pun berteriak, ”Kabel! Kabel!” Dari dalam danau munculah seorang gadis cilik cantik.

Gadis tersebut menyapa Goto dengan ramah, ”Hai! Namaku Kabel, siapakah engkau? Apakah engkau tersesat?” Goto menceritakan pengalamannya di tinggal sang pengawal. Gadis cilik cantik yang bernama Kabel itu menghiburnya dan mengajaknya bermain.

Akhirnya Goto tinggal di pinggir danau bersama Kabel selama bertahun tahun. Hingga pada suatu hari Goto sudah tidak mampu menahan rindu ingin pulang ke kerajaan tempat tinggalnya. Kabel akhirnya meminjam kuda ajaib milik ayahnya untuk mengantar Goto kembali ke istana ayahnya.

Setibanya di istana, Goto tidak diijinkan oleh pengawal untuk masuk. Beruntung Goto berjumpa dengan anjing kesayangannya. Goto menitipkan cincin dan kalung miliknya kepada sang anjing untuk diberikan kepada ayahandanya.

Sang raja langsung keluar untuk berjumpa dengan anaknya. Goto tidak pernah menceritakan siapa yang mencelakai dirinya. Bagi Goto semuanya telah lewat dan semua telah diampuni.

Goto akhirnya menjadi raja yang amat bijaksana, baik hati dan ia raja yang selalu mampu mengampuni kesalahan rakyatnya.
CATATAN:
1. Banyak kisah rakyat seperti cerita diatas. Yang terpenting adalah menekankan sifat "pengampun" pada anak.
2. Cocok untuk anak usia 7 tahun keatas

21 April 2009

AJI SAKA




Kira kira 900 tahun yang lalu seorang pemuda bernama Saka memulai pengembaraannya. Ia adalah seorang sarjana tamatan perguruan tinggi kesusasteraan di India. Ia gemar mengembara bersama dua orang pelayannya yang bernama Dora dan Sembada dan tidak ketinggalan membawa berbagai barang barang berharga.

Bosan mengembara hanya melihat pemandangan alam, Saka mendengar tentang pulau Jawa sebagai pusat kepulauan Nusantara yang paling subur dan indah.

”Dora dan Sembada, aku ingin ke pulau Jawa. Namun salah satu dari kalian harus tinggal disini menjaga barang barang ku yang banyak ini. Aku akan mengundi siapa yang akan tinggal!” ujar Saka berwibawa.

Ternyata Dora harus tinggal menjaga barang barang Saka. Dan Sembada harus mengikuti perjalannya Saka hingga ke pulau Jawa.

Saka akhirnya tiba di kerajaan Medang yang diperintah oleh seorang raja raksasa Mahaprabu Dewatacengkar yang masih gemar makan manusia. Masyarakat di kerajaan tersebut hidup dalam ketakutan menanti giliran dipersembahkan pada raja.

Saka akhirnya menghampiri rasa Mahaprabu Dewatacengkar. Gembiralah hati sang raja melihat Saka yang dikira akan menjadi santapannya hari itu.

”Ampun paduka raja, hamba rela mati namun hamba ingin memberikan tanah kepada orang tua hamba sepanjang sorban hamba.” kata Saka. Tentu saja persyaratan yang sangat mudah.

Raja memerintahkan pengawal untuk mengadakan pengukuran sorban. Raja memegang disatu sisi sorban dan disisi yang lain sorban dipegang oleh Saka. Ternyata gulungan sorban ketika dibuka tiada habis habisnya. Hingga akhirnya sang raja terjungkal masuk kedalam samudra yang dalam dan luas.

Saka dinobatkan menjadi raja. Ia memerintah kerajaan Medang dengan gelar Aji Saka. Waktu itu disebut sebagai tahun Saka ke 1 atau lazim disebut tahun Jawa 1.

Pada saat Saka sibuk memerintah ia teringat Dora yang masih menjaga barang barangnya. Ia pun mengutus Sembada untuk menjemput Dora dan barang barangnya. Namun apa yang terjadi?
Dua pelayan yang setia malah berkelahi. Dora bersikeras menjaga barang Saka dan Sembada bersikeras mengambil barang milik Saka untuk di bawa ke kerajaan Medang.

Sedihlah hati Saka melihat pelayannya mati karena setia pada dirinya. Ia pun ingin membuat kenang kenangan akan Dora dan Sembada. Saka berpikir keras dan akhirnya ia m enciptakan huruf Jawa. Susunan abjad Jawa dibuatnya berdasarkan empat baris kalimat yang menceritakan nasib Dora dan Sembada.

HANA CARAKA - artinya: ada utusan
DATA SAWALA - artinya: mereka bertengkar
PADHA JAYANYA - artinya: sama sama kuat
MAGA BATHANGA - artinya: sama sama menjadi bangkai

Abjad Jawa ini dikenal dengan nama Abjad Hanacaraka. Bagi suku Jawa huruf ini masih di kenang hingga sekarang. Abjad Jawa berisi dua puluh buah huruf.



MORAL OF THE STORY:
1. Inilah kehebatan dari sebuah "kesetiaan".
2. Bacakan cerita ini untuk anak anak usia 7 tahun keatas.
3. Tunjukan huruf Jawa supaya anak anak tertarik